Jadi, menarilah lagi di antara isak gerimis. Biar aku yang menabuh banir Meranti. Iya. Aku tahu ini malam. Kita kumpulkan Cendawan Lampu, panggil kemari kunang-kunang. Kita bikin pesta terakhir sebelum besok hamparan tanah ini kita serahkan cuma-cuma pada pemerintah.
Menarilah, Cantik. Tak bisa? Tak lentur lagikah tubuhmu karena janji program pemerataan pembangunan? Tak lentuk lagikah tulang-belulangmu setelah jemarimu terpaksa tandatangani kertas kesepahaman?
14.02.13
Catatan Warung Kopi, TARIAN RIMBA #1
15/03/14
TARIAN RIMBA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar