Angkasa, mengingatkanku pada Antu Panyakng (Hantu Panjang). Hantu yang akan melangkahi dan memperpendek usia kalau kita berbaring begitu saja di alam terbuka. Namun, jangan khawatir. Bacalah sebuah mantera khusus, maka Antu Panyakng takkan berani melangkahi. Ini manteranya:
"O...Antu Panyakng, inang ngelangkah aku. Aku tua dari ikau..." (Wahai, Hantu Panjang. Jangan langkahi aku. Aku tua darimu).
Angkasa juga mengingatkanku pada almarhum Bapak. Betapa almarhum bersemangat membuat lambang grup band di kampung. Namanya Band Angkasa. Jadi ingat pula dengan gitar milik almarhum. Lazimnya, gitar biasa, bagian resonan-nya dibuat dari tripleks. Nah, gitar almarhum, dari bagian resonan sampai bagian kepala tempat stem senar, terbuat dari sebuah kayu utuh. Hanya pelapis penutup luar resonan yang pakai tripleks. Aku dan Abang sulung, pertama belajar gitar, ya, dengan gitar itu. Ada cap Angkasa Band. Awan dan sayap terkepak.
Angkasa pun mengingatkanku pada cita-cita: menjadi astronot. Betapa tontonan Bianglala Dunia Ilmu di TVRI jaman dulu, merasuk ke sanubari. Membuatku mati-matian menghafal perkalian dasar. Membuatku diam-diam pergi ke balik bukit. Meraba kerikil dan bebatuan. Membayangkan diri sebagai Neil Amstrong yang berjalan aneh di bulan. Menemukan helm hanyut di Kapuas, mengenakannya dan anggap diri dalam balutan baju astronot. Berjalan di pinggir kapuas membawa tajur. Menancapkan tajur-tajur itu seolah bendera Merah Putih, entah di planet mana di luar angkasa sana.
Angkasa juga merujuk pada sesuatu yang kucintai: Cuaca. Perangainya yang kerap tak terbaca, namun pada jejaknya kita bisa belajar banyak.
Banyak lagi. Termasuk soal kenangan pada seseorang di masa lalu. Mengantarnya pulang berjalan kaki. Sementara angkasa di ufuk barat, semburatkan jingga: "Dek, ji inik kuh. Entik bahari ada warna jinga upa nyak, ari pagi ajopm ujatn." (Dik, kata nenekku. Kalau senja ada jingga seperti itu, besok takkan hujan).
Namun, beberapa hari ini, imajiku tentang Angkasa mengalami kerusakan parah. Sebabnya sederhana. Terbaca olehku nama sebuah CV di dunia maya. Namanya CV Angkasa. Milik Hendrianto. Nama asli dari Vicky Prasetyo.
No, tidak, bukan. Aku tidak sedang mem-bully pesohor baru itu. Tak ada yang salah dengan nama CV-nya. Dengannya pun aku tak bermasalah apa-apa. Aku hanya sedang sedih. Sekali lagi, ini bukan salahnya. Mungkin aku yang bermasalah dalam manajemen ingatan.
12.09.13
Catatan Warung Kopi: Angkasa
04/01/15
ANGKASA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar