29/08/13

11 ORANG (Cerita-cerita dari Warung Kopi)

Pemimpinnya, orang yang kemarin makan di sini juga. Suaranya lantang. Sebentar-sebentar goda karyawati warung.Terutama si Bahenol. Tanpa sungkan ia gunakan kata-kata saru. Senyumnya mengembang bak antena parabola, jika orang sewarung ini menoleh padanya. Lepas itu terkekeh puas.

Kali ini ia bawa rombongan.

"Bakso! Dua belas mangkok!"

Si Bahenol buru-buru mendekat. Senyum. Namun kedua ujung bibirnya seperti diganduli batu. Untung, cuma dua mangkok yang tanpa bihun. Lainnya standar. Si Bahenol desis: "Sepuluh biasa, dua no bihun." Tiba-tiba matanya membesar.

"Cuma sebelas orang?"

Si Pemimpin tergelak. Kawan-kawannya ikut tertawa, namun desibelnya tetap di bawah si Pemimpin.

"Om...Om masih ada nunggu kawan lagi?"

Gelak lagi. Pengunjung lain menoleh dan berekspresi macam-macam.

"Itu untukmu, Cantik. Kau makanlah bersama kami. Ya? Ya? Mau, ya? Hak...! hak...! hak!"

Si Bahenol geleng pelan. Tetap jaga senyum.

"Kenapa? Apa aku kurang tampan, hah? Hah? Hak! Hak! Hak!... Lihat aku, Bat. Kalian semua lihat aku. Gadis cantik ini tak mau kuajak makan... Aku kurang tampan, kan? Aku buruk rupa, kan? Kan? Kan?... Makanya aku sekarang ditinggal pergi..."

Soba-sobatnya gumam hingga timbulkan dengung lebah. Kawan yang duduk di samping kiri tepuk pundaknya. Si Pemimpin tercenung. Suara lebah hilang. Si Kawan samping kiri beri beberapa nasehat. Ia angguk-angguk. Semuanya angguk-angguk.

Si Bahenol cepat menuju dapur. Tiga karyawati lain menyambut cemas.

28.05.13
Cerita-cerita dari Warung Kopi: 11 ORANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Support

Join My Community at MyBloglog!