Pulang lihat latihan gambus di CAFE/LESEHAN BANDONG, bareng @[100000206201367:] (Adek Kocek) mampir di tempat kongkow-kongkow seberang pujasera. Setelah itu, lanjut ke Beringin. Aku minta disinggahkan ke Simpang Adi. Beli "perabun".
Nama setengah resmi simpang ini adalah simpang terminal bis, kadang pula disebut simpang pasar Seroja (tapi nama yang kedua sudah sangat jarang terdengar). Belakangan kudengar, simpang ini bernama Simpang Adi.
Ada gerobak rombong, jual rokok dll. Pemiliknya, kalau dihitung-hitung, masih keluarga jauuuhhh. Namanya Adi. Usianya beberapa tahun lebih muda dariku. Aku salut. Tak banyak pemuda tempatan yang punya jiwa enterpreneur. 4 thumbs!
Kalau dari posisiku duduk, maka jalan ke timur adalah muara jalan ke wilayah bernama Entabai. Ke selatan, melewati Pasar Seroja menuju arah sungai Kapuas. Bertemu jalan H. Said. Di situ ada steigher speedboat jurusan Meliau. Ke utara, ke arah Pasar Sentral. Ke barat, ke jalan Agus Salim. Jalan yang sering kami, sesama kawan ngumpul dulu, sebut sebagai Jatonk alias Jalan Tongah.
Maulana pulang. Terima kasih, kataku, saat ia menawarkan untuk antar pulang sekalian ke rumah. Aku mau jalan kaki sajalah. Enak untuk berfikir. Tak lama ia beranjak, datang @[100002714156687:]. Aneh. Kok dia bisa keluar malam? Diakan ketua umum ISTI (Ikatan Suami Takut Istri)? Ia menunjuk ke arah warung nasi goreng di muara terminal. Kami ngobrol sebentar tentang sobat kami yang superplayboy, Emoh. Seharian ini, si superplayboy on fire cerita soal ide-ide briliannya.
Saat orang warung nasi angka-angkat sebuah kantong kresek, Afuk pun pamit. Tinggal aku dan Adi. Beberapa pembeli "perabun" belanja. Aku menyimak sekeliling.
Muara Pasar Seroja, meskipun semua tokonya sudah tutup, mengesankan kemajuan. Pasar ini sudah aktif lagi. Ada warung makan, ada foto kopi dll. Nah, yang paling terasa berubah adalah bangunan utama terminal bis. Bercat biru langit. Dulu kumuh. Sekarang mentereng. Banyak kenangan di terminal itu. Masa-masa masih sekolah STM, sering pakai bis ke Pontianak. Juga pernah hadir mendiang "orang terkenal" yang namanya lebih dikenal warga ketimbang nama pejabat-pejabat lokal. Lantas dinding Bioskop Sanggau Theatre. Apalagi, ya? Emhh...he2... Ingat dengan seseorang dari masa lalu.
Beberapa pembeli datang dan pergi. Setelah pembeli yang pakai motor metik belanja, Adi mematikan lampu. Warung nasi goreng juga nampak mengemaskan meja bangku. Aku juga sepertinya siap-siap mengemaskan diri.
Selamat malam.
23.03.13
Catatan perjalanan, SIMPANG ADI.
30/03/14
SIMPANG ADI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar