04/01/15

NOPEMBER BASAH

Sampai. Begitu memasuki parkiran warkop di kawasan Terminal Lawang Kuari, hujan guyur. Lampu padam sejak aku bersama si Biroe melewati halte bis dekat kantor pos. Aku gegas ke meja sudut. Pemilik warkop menyalakan sebatang lilin.

Orang-orang singgah.

Dik, harusnya di awal bulan ini kuingatkan kau. Tentang denting grand piano dari kejauhan, semakin mendekat, yang dimainkan AXL Rose. Tentang hentakan drum oleh Matt Sorum. Ya, intro November Rain.

Lalu suara AXL Rose merobek pelan jejaring nada sunyi: "When I'am look in to your eyes... I can see a love restrained..."

Tak seperti November basah di tahun-tahun sebelumnya, Dik, sejak kita saling berbalas kecup dan lambaian terakhir. Nopember kali ini, aku tak melakukan ritual itu lagi. Menyimak pedih sendiri lagu itu, sekurang-kurangnya satu kali dalam sehari, sebulan penuh. Tak lagi. Bahkan kuhapus file-nya dari folder ponsel!

Tapi, hempasan bunuh diri bulir-bulir hujan yang mengetuk atap seng, menjelma sebagai orkestra pengiring lagu itu. Kesiur angin di sela rintik menjadi backsound yang merapal "your're not the only one" berulang kali. Aih.Mengingatkanku pada rupa dan laku lugu kita dulu. Saling belajar, mengenali, memahami, berbagi.

Aku tetap lelaki sebagaimana yang kau kenal pertama kali, Dik. Lelaki yang ternganga bloon saat kau malu-malu membuka diri.

Bagimana denganmu?

17.11.13
Catatan perjalanan: Nopember basah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Support

Join My Community at MyBloglog!