Depan rumah. Jalan Trans Selatan Kalimantan masih lengang. Kabut seperti tabir dari langit pada masing-masing ujung jalan. Sembunyikan sesuatu. Tiang-tiang listrik, istirahat di tempat. Pucuk-pucuk pohon, hijau terang selepas keramas tadi malam.
Kami menanti bis Damri. Berangkat pukul 06.30 WIB. Demikian tertera di karcis yang kubeli kemarin. Rafa, The Prince of Celapoet, terpaksa tak kami bawa. Ia sibuk berbengkel dengan Datuknya. Kami cuma bawa Aira, The Princess of Sillence. Dalam diam, tatap Aira tampak gelisah dengan segala kesibukan kami sejak tadi.
Belum. Damri belum muncul dari ujung jalan.
24.12.12
Catatan Perjalanan, Menanti Damri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar