Ada lebih dari 30 meja di sini. Padahal ukuran warung kopinya terbilang kecil. Menjadi banyak meja lantaran si pemilik toko membuat semacam selasar. Kemudian di teras ruko tetangganya pun di manfaatkan. Nah, aku sendirian di bagian ini. Sementara sisa meja yang lain, berada di areal parkir yang lumayan luas, beratap langit.
Di langit sana, bulan yang tak sempurna bulat, menyendiri. Di bawahnya, lelampu aneka warna menyaingi. Dari lampu merkuri bercabang di atas pembatas jalan, baliho-baliho besar dan kecil, hingga lelampu aksesoris toko. Jalanan ramai. Pengunjung pun mulai ramai.
Beberapa telepon dan sandek masuk. Ajakan ngopi bareng. Tapi aku sudah terlanjur di sini. Baru saja teh hangat jumbo diantarkan pelayan. Kupilih menyendiri dulu. Sebagaimana bulan di atas sana, dihalang awan tipis, jadi putih kelabu.
27.12.12
Catatan Perjalanan, Menunggu Renjana di Gajah Mada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar