03/11/13

WARKOP LANTAI DUA KAPUAS INDAH

Matamu seawas nakhoda menembus
kabut. Bahu kita merapat, lebih
kerap dari biasanya, seperti rindu
lambung kapal bandong mematuk-
matuk bibir pelabuhan. Nafasmu
cepat, helaan mesin kapal pandu
menarik tongkang besi. Kuingat itu
baik-baik, Dik. Pertama kali
membawamu ke sini, warung kopi
lantai dua Kapuas Indah, bertahun
lewat.
Tak mudah meyakinkanmu. Gadis
metro yang lahir di dahan aman,
cemas pada hampar muka tanah.
Barbie yang tiba-tiba menjejak
lumpur sawah. Aku bukan anak
burung borjuis, katamu menahan
marah. Bukan barbie pirang
langsing, dibikin agar bocah kaya
tak berteman sesama manusia. Aku
cuma ingin kau ajak ke tempat-
tempat untuk bisa bertemu dan
menulis hidup.
Baik, kataku. Serap dan sesaplah
sekarang. Lalu, seperti parade
'kapar', kau hanyut dengan pulpen
dan buku catatan. Matamu makin
awas, tapi bukan cemas. Bahu kita
merenggang, kapal imajimu
melenggang. Nafasmu berkejaran
dengan denyut nadi, garang dan
girang memungut diksi.
Aku diam, tak mengganggu. Sesekali
tergoda, menebak sesuatu di arah
dan sudut pandangmu. Lengkung
langit kelabu di depan sana, lahirkan
tirai-tirai gerimis. Deretan bangunan
di seberang. Kapal-kapal dan perahu
di atas Kapuas. Jembatan di
kejauhan. Tanjung, tempat raja
membangun Masjid Jami' dan istana.
Lalu deretan ruko sepanjang Kapuas
Besar. Merah pagar vihara tua.
Badan bis tertutup atap warung.
Puncak musholla. Lalu pusat
perbelanjaan modern pertama di
Kalimantan Barat ini, Kapuas Indah.
Adakah yang lebih indah dari ini,
Dik, menyimakmu tenggelam dalam
nikmat menulis?
Sekali ini, Dik, setelah helai-helai
almanak rontok tak terhitung, aku
pun diam lagi. Di sini. Tapi tanpa
kau. Mencari jejakmu pada rekah
kembang triplek meja, pada kursi-
kursi kayu berkerangka besi
berkarat, kursi-kursi plastik yang
agak pecah dan baru bisa dipakai
jika bertimpa dua, alas gelas, gelas
kopi, sendok stainless, ember cuci,
teko tembaga pemanas air, produk-
produk di rak dagangan, percakapan
orang-orang...
Tapi, tak ada petunjuk yang bisa
dikenali. Dik, pernahkah kau ke sini?
01.11.13
Catatan Perjalanan: Warkop Lantai
Dua Kapuas Indah. Untuk: Dhian. S.
Cttn:
Kapar: Batang, dahan dan ranting
kayu hanyut di Sungai Kapuas.
Lazimnya terjadi saat pasang naik,
ketika muka air menjangkau jauh ke
daratan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Support

Join My Community at MyBloglog!