Sudah kubilang, aku tak bisa pulang. Aku tahu pula, kau bukan penggoda. Baik itu pembicaraan jarak jauh dalam hujan subuh, cumbuan singkat tapi liar dekat mesin cuci yang gemetar, dan lain-lain hingga kilometer-kilometer bersejarah tempat berlangsungnya kisah pelurusan menara gelisah.
Kuingat baik-baik itu. Sebab itu adalah ketika yang menyiksa. Apa yang kau tawar buat aku jadi pemberani melompati pagar. Seketika aku menjadi pertapa yang gagal di tahun ketiga. Penuh gairah, kucari kau dari kawah gunung hingga celah dasar lembah. Tapi kau ngumpet di balik halimun. Gapai tak tergapai. Sentuh tak tersentuh. Kau bisik pada angin, ini kisah cinta yang tak mungkin.
Tak tahukah kau, apa yang telah kau lakukan telah melahirkan seorang pengembara? Pertapa yang terluka.
18.02.13
Catatan Depan Warung Kopi, PERTAPA.
18/03/14
PERTAPA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar